Jumat, 03 Juni 2016

Man Power Planning

Man Power Planning.
( Perencanaan Sumber Daya Manusia)


Hay kawan. Pernah denger istilah itu? Sekilaskah? Atau sering malah dengernya? Ya. kali ini kita akan bahas istilah yang nyangkut di indra kalian ini. Dan untuk yang sudah tahu, hitung-hitung me”refresh” ingatanmu kembali lah, atau barang kali terdapat ilmu baru yang menyegarkan layaknya makan buah semangka yang begitu manis dan mengandung banyak air ditengah teriknya matahari.

Langsung saja yuk kita masuk pada pembahasan. Istilah “man power planning” merupakan istilah dalam bahasa inggris. Artinya apa ya? “lelaki yang memiliki kekuatan untuk merencanakan”? hah? Ya massa? Serius? Wehehe.. bukan itu arti sebenarnya. Sekilas munkin maknanya hampir seperti itu. Namun, pada dasarnya Man Power Planning atau biasa disingkat dengan MPP, merupakan :

Andrew E. Sikula (1981 : 145)
“Human resource of manpower planning has been defined as the process of determining manpower requirements and then means for meeting those requirements in order to carry out the integrated plans of thr organization.”

Ya, itu adalah kutipan yang dikemukakan oleh Andrew E. Sikula yang tercantum dalam buku Mangkunegara , A. A. Anwar Prabu Mangkunegara., Dr. Drs. M.Si. Psi. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT REMAJA

Em... jujur saja, ternyata memang uslit untuk mencari materi MPP ini. Sebab masih minimnya sumber daya pembelajaran layaknya buku-buku yang membahas mengenai MPP secara mendalam, karena itu saya mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman saya yang telah mempresentasikan materi ini dengan begitu baik serta menarik dan memberikan usulan referansi-referensi yang mendalam sehingga pemahaman saya semakin mempuni.

Serta yang tidak kalah penting saya sungguh mengucapkan dari lubuk hati yang terdalam kepada dosen Psikologi Industri Organisasi saya yang telah menyampaikan materi ini dengan begitu apik dan jelas yakni Mas Endro Puspo dengan Mas Seta Wicaksa. Sunggu tanpa kehadiran beliau berdua, saya tidak akan pernah mengerti apa-apa mengenai MPP dan takkan pernah mampu menulis blog layaknya kini.


Sekarang mari kita lanjutkan tujuan dari MPP atau dalam bahasa indonesia biasa dikenal dengan perencanaan sumber daya manusia ini  yakni menghubungkan sumber daya manusia yang ada untuk kebutuhan perusahaan pada masa datang.

Lalu adakah manfaat dari MPP? Ya, tentu apa manfaat dari perencanaan sumber daya manusia itu sendiri.


Pada dasarnya terdapat banyak sekali manfaat dari MPP ini, yang sebagiannya yakni :

Perusahaan dapat memanfaatkan sumber daya manusia yang ada dalam perusahaan secara lebih baik.

Efektifitas kerja juga dapat lebih ditingkatkan apabila sumber daya manusia yang ada telah disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

Produktifitas dapat lebih ditingkatkan apabila memiliki data tentang pengetahuan,pekerjaan,pelatihan yang telah diikuti oleh sumber daya manusia.

Perencaan sumber daya manusia berkaitan denga penentuan kebutuhan tenaga kerja dimasa depan,baik dala arti jumlah kualifikasinya untuk mengisi berbagai jabatan dan meyelenggarakan berbgai aktofitas baru kelak.

Penanganan informasi ketenagakerjan.


Sedangkan bagaimana langkah dalam melakukan MPP? Tentu dalam melakukan ataupun mengerjakan suatu hal  atau berbagai hal apapun itu, tidak akan pernah terpisahkan dari suatu hal yang biasa dikenal dengan “Langkah” atau ”Step”. Termasuk dalam MPP, MPP memiliki langkah-langkah tersendiri dalam melakukannya yakni :

Mampu menetapkan secara jelas kualitas dan kuantitas SDM.

Mengumpulkan data dan informasi yang lengkap mengenai SDM.

Mengelompokkan data dan informasi tersebut, kemudian menganalisisnya.

Menetapkan beberapa alternatif yang kira kira sanggup ditempuh.

Memilih alternatif terbaik dari berbagai alternatif yang ada.

Menginformasikan rencana terpilih kepada para karyawan agar direalisasikan.


Selanjutnya hal-hal apa saja yang mempengaruhi MPP?


Em.. munkin gampangnya faktor atau komponen kali ya? kira-kira ada engga ya? ya so pasti ada lah... apa aja itu?

Lingkungan Eksternal

Faktor penentu kondisi bisnis sosial,politik,hukum melalui berbagai peraturan dibidang personalia,perubahan sikap dan tingkah laku,dan sebagainya.

Sedangkan perubahan – perubahan ternologi.

Keputusan keputusan organisasional
Rencana strategis perusahaan adalah keputusan yang paling berpengaruh dalam jangka panjang.

Besarnya anggaran adalah pengaruh jangka pendek.

Forecast penjualan jangka pendek.

Reorganisasi atau perancangan kembali pekerjaan pekerjaan.

Faktor faktor persediaan keryawan
  Pensiun,permohonan berhenti,terminasi,dan kematian berfungsi sebagai pedoman perencaan yang akurat.


Sekarang bagaimana proses dari MPP itu sendiri? Ya dimulai dari :
Mengetahui visi, misi, tujuan rencana organisasi
Memprediksi kebutuhan SDM yang akan datang
Memahami kondisi SDM yang ada saat ini
GAP SDM yang ada dengan yang dibutuhkan
Program pemenuhan kebutuhan
Penyusutan perencanaan


Lalu apakah terdapat syarat dalam melakukan MPP? Yaps, jawabannya adalah “ada” syaratnya. Apa aja? Tentu... yakni :

Harus mengetahui secara jelas maslah yang direncankannya.

Harus mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang SDM dalam organisasi tersebut secara lengkap.

Mempunyai pengalaman luas tentang analisi pekerjaan (job analysis), kondisi organisasi,dan persediaan SDM.

Harus mampu membaca situasi SDM saat ini dan masa mendatang.

Mampu mempekirakan peningkatan SDM dan teknologi masa depan.

Mengetahui secara uas peraturan dan kebijaksanaan pemerintah,khususnya yang menyangkut tenaga kerja.


Ya kawan, itulah beberapa kajian mengenai Man Power Planning yang dapat ku berikan. Semoga apa yg terukir diblog ini memberikan manfaat dan membawa kemudahan untuk mu dalam mengetahui berbagai pengetahuan baru nan menarik layaknya materi yang ku sampaikan saat ini.

Bye bye, sampai ketemu di blog ku selanjutnya


Selasa, 24 Mei 2016

Kaitan Kasus Kecelakaan Kerja dengan K3


Analisa Kasus Kecelakaan Kerja dan Kaitannya dengan K3

K3? Mendengar sepatah kata tersebut apakah yang anda fikirkan? Tentu bagi anda yang bekerja dilingkup industri maupun dinaungi oleh suatu PT atau bekerja disektor apapun itu, setidaknya telah kerap mendengar atau bahkan sering mendengar sepatah kata ini kan? Ya, K3 merupakan kepanjangan dari Kesehatan, Keselamatan, Kerja. Dan karena hal tersebut K3 kerap kali dikaitkan dengan kecelakaan dalam bekerja.

 Banyak kasus-kasus kecelakaan kerja terjadi baik pada karyawan ataupun bukan pada karyawan layaknya pengunjung, dikarenakan kurangnya penerapan K3 pada perusahaan yang mengalami insiden tersebut.

Pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai hal tersebut “Kecelakaan Kerja dan Kaitannya dengan K3”. Pembahasan kami berlandas pada pemahaman yang kami dapat ketika menerima materi dari dosen PIO tercinta kami yakni Mas Seta Wicaksana, M. Si, serta didukung oleh beberapa sumber buku layaknya :
Spector, Paul. E. (2012). Industrial and Oganizational Psychology : Research and Practice  (6th ed). Department of Psychology University of South Florida : Paul E. Spector
Schmitt, Neal. W. & Highhouse, Scott. (2013). Handbook of Psychology : Industrial and Organizational Psychology (2nd ed). Canada : John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey
Munandar, A. S. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Sebelum kami masuk pada materi, izinkanlah kami terlebih dahulu untuk memperkenalkan diri. Kami adalah sekelompok mahasiswa dari fakultas psikologi, Universitas Pancasila yang beranggotakan 4 orang yakni Monica Rahayu Widodo dengan NPM (6015210089),Handiah Maghfirani (6015210066),Lolla Septiawidi (6015210079), Fransisca N (6015210063).

Tujuan kami dalam pembuatan blog kali ini yaitu selain kami ingin berbagai dan berharap mampu menambah pengetahuan para pembaca atau setidaknya mengasah pemahaman yang dimiliki dari tulisan kami ini. Tujuan lain yakni untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen PIO kami yakni Mas Seta, sungguh disini kami mengucapkan banyak terimakasi atas bimbingan dan tugas yang telah beliau berikan sebab, dengan adanya tugas ini kami menjadi memiliki pemahaman yang jauh lebih mendalam terkait dengan K3 dan kami bisa berbagi serta mengamalkan ilmu kami melewati media berupa blog ini. Terimakasih banyak Mas Seta, sungguh bila bukan karena beliau kami tidak akan memiliki pemahaman layaknya kini.



Untuk memberdalam pemahaman dan proses penggambaran pada fikiran anda sebagai pembaca, disini kami akan melampirkan atau mengangkat suatu kasus yang sesuai dengan realita dalam kehidupan dalam lingkup K3. Kasus ini berupa berita yang kami ambil dari sumber berita Online atau biasa disebut dengan koran online yang diterbitkan oleh metronews.com.

Namun, sebelum kami membahas kasus tersebut. Kami ingin memberikan sedikit ringkasan informasi mengenai kecelakaan dan K3 kepada anda, dengan tujuan agar ketika memasuki kasus yang tersaji maksud dari tulisan kami dan pola fikir anda sebagai pembaca dapat sejalan. Sehingga miss komunikasi ataupun kesalahan pemahaman dalam persepsi bisa diminimalisir.

Seperti yang telah dijelaskan di paragraf-paragraf sebelumnya bahwa K3 adalah suatu komponen dalam sistem diperusahaan yang tidak dapat dinomor duakan karena kaitannya dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja para karyawan atau individu yang terlingkup didalam perusahaan. sebegitu pentingnya K3 sebab terkait hal demikian dan dapt dikatakan “Nyawa manusia” yang bekerja pada perusahaan. K3 adalah komponen utama yang semestinya diperhatikan oleh perusahaan.

Lemahnya sistem K3 yang dimiliki oleh perusahaan dan kurangnya pemahaman mengenai K3 oleh para individu dalam melakukan pekerjaan dibidanya. Membuka peluang besar terjadi kecelakaan dalam bekerja, kecelakaan dalam bekerja merupakan sesuatu yang sunggu tidak mampu untuk diprediksi namun bisa diminimalis atau dikurangin dengan memiliki pengetahuan mengenai K3 termasuk faktor maupun gejala ketika akan terjadi peluang kecelakaan dalam bekerja.

Disinilah pentingnya memiliki ilmu pengetahuan teraplikasi, setidaknya sebagai seorang individu kita memiliki kesadaran untuk menjaga diri atau tidak menganiaya diri dengan membiarkan diri kita dalam ketidak tahuan. Kami yakin anda sebagai para pembaca diblog ini begitu menyayangi diri anda sendiri sebab anda melakukan usaha untuk terhindar dari penganiayaan pada diri sendiri terkait dengan kecelakaan kerja. Sebab kecelakaan kerja selain disebabkan oleh lingkup K3 itu sendiri diperusahaan dapat juga terjadi karena kecerobohan atau ketidak tahuan diri anda sendiri.

Bicara mengenai kecelakaan kerja, pengertian dari kecelakaan kerja itu sendiri menurut sumber yang kami jadikan acuan yakni Kecelakaan kerja adalah peristiwa yang terjadi di tempat kerja yang menyebabkan cedera langsung. Bentuk dari kecelakaan kerja ini ada 2, yakni kecelakaan kerja mayor dan kecelakaan kerja minor. Maksud dari kecelakaan kerja mayor adalah kecelakaan kerja yang dialami oleh pekerja, dimana akibat dari kecelakaan kerja ini menyebabkan luka yang serius sehingga menimbulkan kecacatan atau bahkan meninggal dunia. Sedangkan kecelakaan kerja minor adalah kecelakaan kerja yang basisnya lebih minim dari kecelakaan kerja mayor, maksudnya kecelakaan yang dialami tidak menimbulkan luka yang cukup parah. Layaknya keseleo, tangan yang tertusuk jarum atau semacamnya.

Pada kasus yang akan kami sajikan, bentuk dari kecelakaan kerja yang dialami karyawan berprofesi sebagai mandor ini pada PT. Shic ialah kecelakaan kerja mayor sebab karyawan tersebut meninggal dunia akibat tertimpa besi ketika bertugas. Berikut kami sajikan beritanya :

Kecelakaan Kerja PT Shica Jaya Sentosa Merenggut Nyawa Seorang Mandor

Metrotvnews.com, Malang : Tewasnya salah satu Mandor si PT Shica Jaya Sentosa, Eko Agus Santoso, pagi tadi menguak cerita bahwa sering terjadi kecelakaan di pabrik yang berlokasi di Jalan Sumber Pasir Nomor 168 Parkis, Kabupaten Malang, Jawatimur.

“Kecelakaan sudah sering terjadi, Mas. Sebulan lalu ada yang sampai kakinya itu patah”, ujar salah satu karyawan yang tidak mau namanya disebutkan, Senin (22/6/2015).

Kecelakaan diduga sering terjadi karena mesin di pabrik dipaksa bekerja 24 jam dengan jadwal kerja yang dibagi menjadi 3 shift. Setiap shift mesin bekerja selama 8 jam.

“Kami tidak tahu apakah mesin bekerja sesuai dengan porsinya atau tidak. Yang jelas mesin bekerja nonstop (24 jam penuh),” tambah karyawan itu.

Pihak perusahaan tidak mau mengomentari masalah mesin. “Yang jelas ini murni kecelakaan. Kami tidak bisa mengomentari itu. Kami masih berduka”, ucap perwakilan HRD PT Shica Jaya Sentosa, Toni.

Sebelumnya, salah satu Mandor di lokasi kerja bagian produksi, Eko Agus Santoso, meninggal tertimpa besi pada mesin pencetak asbes sekitar pukul 07.30 WIB. Jenazah dimakamkan pukul 15.00 WIB di TPU Desa Tulus Ayu.

Sumber : Metrotv.com
Bidang : Asbes (Bangunan)

Berikut kami sertakan berita yang sama namun dari sumber yang berbeda untuk memperjelas gamabaran dari kasus yang kami angkat ini,

Satu Pekerja Tewas, PT Shica Jaya Dianggap Lalai

24 Juni 2015
KABUPATEN— Eko Agus Susanto, 32, warga Jalan Raya Tulusayu, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang tewas dalam kecelakaan kerja di PT Shica Jaya Sentosa, tempatnya bekerja, Senin kemarin (22/6).

Kepala bagian belakangnya retak karena tertimpa holfsteker, bagian mesin pencetak asbes. Ironisnya, sebelum tewas, Eko pernah tiga kali mengalami kecelakaan kerja di pabrik yang berlokasi di Desa Sumberpasir, Kecamatan Pakis itu.

Dari penuturan Celvia Maulida, istri korban, peristiwa tragis itu berawal saat sang suami melihat temannya kesulitan dalam memperbaiki mesin.  “Karena sama-sama jadi operator, suami saya membantu memperbaiki mesin. Tapi, ketika dicoba, dia kejatuhan bagian atas mesin dan mengenai kepala belakang. Langsung meninggal di tempat. Itu informasi yang saya dapat,” kata dia, ketika ditemui di rumah duka.

Peristiwa itu menyisakan kekecewaan yang begitu besar dari Celvi dan keluarga. Sebab, mereka merasa jasad Eko tidak diperlakukan dengan benar oleh pihak perusahaan. Diantaranya, jasad Eko dibawa ke RS Panti Nirmala hanya dengan menggunakan mobil pick up. “Suami saya dibawa dengan pick up, dengan ditutupi terpal. Masak perusahaan sebesar itu tidak bisa menyediakan ambulance. Suami saya itu juga manusia. Ini yang bikin kecewa,” tambahnya.

Lebih-lebih, kecelakaan kerja bukan kali ini saja dialami Eko. Pada kecelakaan kerja sebelumnya, di tempat yang sama, Eko pernah mengalami patah pada jari manis tangan kiri.

Parahnya, selama ini perusahaan tidak pernah memberikan santunan. Padahal, Eko tergolong karyawan yang loyal. “Mulai kecelakaan kerja pertama hingga kemarin (Senin), tidak ada santunan dari perusahaan. Padahal, suami saya ini dikenal teman-temanya loyal di tempat kerja. Sistem keamanan kerja di sana juga perlu dipertanyakan,” kata Celvia
Wanita 27 tahun ini hanya bisa berharap kepada perusahaan untuk bisa memberikan biaya pendidikan kepada dua anak yang ditinggalkan Eko. Yaitu Ayufista Aurora (7 tahun) dan Aufar Zanaru Fardan (2,5 tahun).

Lebih lanjut, Celvi mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, dirinya akan berjualan makanan burung. Usaha yang merupakan peninggalan dari sang suami. “Untuk memenuhi kebutuhan, saya akan lanjutkan usaha jualan pakan burung peninggalan suami saya,” tambahnya.

Sementara itu, pihak Polsek Pakis saat dikonfirmasi di kantornya kemarin masih belum bisa berkomentar banya. Kapolsek Pakis, AKP Sony S ketika ditemui kemarin meminta radar malang untuk konfirmasi ke bagian humas. Begitu pun halnya dengan Kanit Reskrim Polsek Pakis Ipda Ronny Margas, juga masih belum bisa memberikan keterangan. “Mohon maaf, kami masih belum bisa kasih keterangan. Silahkan konfirmasi ke perusahaan dulu, ada kuasa hukumnya,” ujar Ronny di kantornya kemarin.

Kuasa hukum sekaligus HRD PT Shica Jaya Sentosa, Tony Bambang Pramono menampik bila perusahaannya mengabaikan keselamatan kerja. “Sistem keselamatan kerja sudah lengkap. Kejadian ini murni karena musibah. Dia (almarhum) selama ini bekerja cukup bagus,” ujar dia.
Lalu soal biaya pendidikan dua anak almarhum, pihak perusahaan hingga kemarin masih belum bisa memutuskan sesuatu. Terutama masalah jaminan pendidikan dua anak korban tersebut. “Masih belum ke situ (pembicaraan soal biaya pendidikan anak korban, red). Nanti akan kami carikan jalan terbaik dengan keluarga, karena sekarang masih sibuk,” kata dia. (im/muf)

Setelah membaca berita diatas, selanjutnya kami akan menyajikan analisa dari kasus berupa berita tersebut yang akan kami kaitkan dengan judul blog kali ini, yakni kecelakaan kerja terkait K3.


Menurut analisa yang kami lakukan penyebab dari kecelakaan kerja yang terjadi di PT Shica Jaya Sentosa terjadi dilatar belakangi oleh beberapa faktor, yakni :

PT Shica Jaya Sentosa kurang memperhatikan standar K3 yang baik untuk setiap pekerjanya, hal tersebut dapat terlihat dari gambar dibawah ini :


Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa para pekerja tidak mengenakan perlengkapan K3 yang semestinya, hanya kaos dan sepatu boots. Tidak disertakan perlengkapan lain sebagaimana standar seharusnya yang harus dikenakan para pekerja saat melaksanakan pekerjaannya. Ya, atau dapat dikatakan selama bekerja PT Shica kurang mengadakan fasilitas k3 yang layak bagi pekerjanya. Padahal PT tersebut merupakan PT yang berbasis di bidang produksi yang terfokus pada konstruksi bahan bangunan berupa Asbes. Dimana, pada bidang yang terkait dengan konstruksi sudah tidak diragukan merupakan bidang yang memiliki resiko tertinggi terkait dengan kecelakaan kerja. Jika PT tersebut benar memahami dan mengerti lingkup dan berapa tingginya resiko pada bidangnya, seharusnya PT tersebut mampu menyediakan fasilitas K3 yang layak dan sesuai standar untuk meminimalisir resiko dari kecelakaan kerja itu sendiri.


Mesin produksi yang dibekerja non stop.

Mesin yang dipakai 24 jam tanpa henti, membuat mesin mencapai kapasitasnya dalam bekerja. Seperti yang tertera dalam berita diatas, dilansir oleh salah satu karyawan PT Shica yang tidak ingin disebutkan namanya beliau mengatakan “Kami tidak tahu apakah mesin bekerja sesuai dengan porsinya atau tidak. Yang jelas mesin bekerja nonstop (24 jam penuh)”. Kutipan tersebut memperlihatkan bahwa mesin produksi pada perusahaan tersebut dipaksa bekerja tanpa adanya istirahat sedetikpun. Setiap suatu hal yang ada di dunia ini memiliki kapasitas atau daya tampung tersendiri termasuk mesin, jika suatu hal telah mencapai kapasitas maksimal tentu hal tersebut tidak akan mampu untuk bekerja sebagaimana mestinya, layaknya mesin pencetak asbes yang telah menelan satu korban yang menjabat sebagai mandor pada PT tersebut.
 Mesin pencetak asbes tersebut menurut analisa kami telah mencapai pada tahap over maksimal untuk bekerja dan memproduksi asbes, mengakibatkan penurunan kualitas dari dalam mesin atau komponen yang terdapat pada mesin tersebut. Sebab tidak mampu menahan beban yang sedemikian, membuat holfsteker terlepas dari mesin dan pada akhirnya menimpa kepala bagian belakang dari bapak Eko Agus Setiawan sehingga mengalami keretakan dan langsung meninggal ditempat.
Selain mesin yang bekrja nonstop, faktor lain yakni ketiadaan bagian khusus yang bertugas untuk pengontrolan mesin. Seperti yang tertera pada berita diatas bahwa mesin bekerja nonstop alias tanpa henti jika demikian, artinya tidak ada seuatu bagian atau seseorang (Teknisi) yang mengontrol mesin secara penuh, atau teknisi tersendiri pada mesin. Jika mesin memiliki teknisinya tersendiri kecelakaan yang terjadi pada PT tersebut dapat diminimalisir, sebab seorang teknisi mesin pasti mengerti dan memiliki pengetahuan akan mesin yang dipegangnya.
Jadi, dapat disimpulkan terkait dengan keselamatan, keamananan serta kesehatan dalam bekerja pada perusahaan ini kurang mampu memprioritaskan K3 sabagai sesutu yang benar-benar sangat dibutuhkan bagi para pekerja dan komponen didalamnya. Sebab dengan memperkerjakan mesin 24 jam penuh, dapat dikatakan perusahaan ini mengabaikan K3 terhusus Kelamatan para pekerjanya.

Kelalaian dari perusahaan dan pekerja

Bila kita simak berita diatas secara bijaksana dan seksama, dapat kita simpulkan terdapat kelalaian dari kedua belah pihak. Baik dari sisi perusahaan itu sendiri ataupun sang mandor yang menjadi korban.
Dari sisi perusahaan, jelas seperti keterangan yang telah tersbut diatas bahwa PT tersebut kurang memperhatikan keselamatan para pekerjanya atau terkesan kurang memperhatikan standar K3 yang baik untuk setiap pekerjanya, hal ini didukung dengan kelengkapan K3 yang diberikan PT tersebut yang alakadarnya yakni hanya berupa kaos dan sepatu, sedangkan dari sisi korban yang mulanya berniat baik ingin menolong sang teman ketika mengalami kesulitan dalam memperbaiki mesin dan ternyata tindakannya tersebut harus merenggut nyawanya sendiri. Ya, dengan perlengkapan seadanya atau tanpa standar keselamatan dan keamanan yang seharusnya dalam beliau melakukan tindakan mengandung resiko layaknya demikian. Berikut kutipan “Dari penuturan Celvia Maulida, istri korban, peristiwa teragis itu berawal saat sang suami melihat temanya kesulitan dalam memperbaiki mesin.”

Fasilitas pada perusahaan yang minim atau kurang.

“Kecelakaan diduga sering terjadi karena mesin di pabrik dipaksa bekerja 24 jam dengan jadwal kerja yang dibagi menjadi 3 shift. Setiap shift mesin bekerja selama 8 jam”. Dari kutipan yang diambil dari berita diatas didukung dengan gambar yang memperlihatkan para pekerja PT Shica ketika bekerja hanya mengenakan peralatan ala kadarnya memperjelas bahwa perusahaan tersebut memiliki fasilitas yang kurang untuk memadai para pekerjanya. Sebab jika fasilitas yang dimiliki perusahaan memadai, mesin produksi tidak akan harus bekerja secara nonstop dan pasti terdapat teknisi yang mengontrol kinerja dari setiap mesinnya, lalu terdapat segala peralatan K3 sesuai standar yang terpasang disetiap pekerjanya, selain itu jika perusahaan memiliki fasilitas medis dilengkapi dokter jaga ataupun layanan konseling bagi para pekerja, tentu hal tersebut dapat meminimalisir kecelakaan yang berpeluang besar berdampak buruk bagi karyawan sebab karena langsung ditangani serta bagian konseling yang mampu mereduce tingkat stress bagi para pekerja.

Solusi
- penggunaan mesin sesuai pada kapasitas / porsinya.
- perusahaan harus mengikuti program pemerintahan atau standar nasional yang ditetapkan pemerintah dalam penyediaan fasilitas serta peralatan K3 yang sesuai untuk setiap karyawannya.
- memperlengkap fasilitas-fasilitas sesuai dengan standar dan kebutuhan
- perusahaan harus memberikan fasilitas k3 sesuai dengan standar dan kebutuhan para pekerja.
- perusahaan baiknya harus mengontrol prosedur kerja baik pada mesin ataupun karyawan agar sesuai dengan kapasitas atau kemampuannya.
- perbaikan atau penyempurnaan sistem perusahaan mengenai pengaturan mekanisme mesin dan penyelenggaraan dari tugas HRD yang bertanggung jawab pada pemberian fasilitas K3 untuk para pekerja
- mengadakan audit yang sering dan secara kontinue dilakukan
- memilih HRD yang tepat

K3 (Kesehatan, Keselamatan, Kerja)? Pentingkah?

K3 (Kesehatan, Keselamatan Kerja) atau (Kesakitan, Ketidak selamatan dan Kematian)?

Melihat judul diatas, apakah pendapat anda?

Ya topik bahasan kita pada kali ini mengenai
K3. K3 merupakan ilmu yang seharusnya
dimiliki dam diketahui oleh semua orang.
Mengapa? Karena kita hidup dan menjalani
kehidupan pasti akan bertemu dengan suatu
dunia yang dinamakan dengan dunia kerja,
didalam siklus kehidupan manusia.
Setiap manusia akan memiliki fase-fase
untuk mempertahankan dn menjalani
kehidupannya secara mandiri.
Dimana manusia akan berusaha dengan
segenap talenta dn kemampuannya untuk
mempertahankan kehidupan dn menjalani
kehidupan seperti kehidupan sebagaimana
manusia ataupun sebagaimana yang ia
inginkan. Untuk memenuhi segala
kebutuhan-kebutuhan baik bersifat inter
maupun ekster,manusia harus bekerja
untuk mendapatkan uang, yang merupakan
sebagai selah satu faktor penunjang
bahkan kerap dianggap utama untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.

Didalam dunia kerja, istilah K3 sudah
tak asing lagi, khususnya dalam lingkup
perusahaan maupun organisasi yang
bergerak dalam bidang produksi.
Sebab perusahaan yang berlingkup dalam
bidang industri berkaitan erat dengan
mesin produski serta berbagai faktor lain
yang memunkinkan kecelakaan kerja
lebih tinggi dibanding perusahaan atau
organisasi yang berkecimpung
dibidang jasa.

Ya. Menurut sudut pandang saya, peluang
dari keselamatan dan kematian yang anda
alami saat bekerja, tak lain dn tak bukan
dapat diukur dari seberapa peduli dan seberapa jauh pemahaman anda mengenaik K3 dn bidang kerja yang anda geluti.

Inilah kemenarikan dari topik kita kali ini. Sebab K3 sangat berkaitan dengan nyawa anda yang melibatkan banyak faktor didalamnya.

Untuk memberi gambaran pada anda, terlebih dahulu saya akan memberitahu sub dari topik yang akan kita bahas layaknya mengenai apa itu K3 sendiri, pengertian dari K3 yang bakalan terbahas satu per satu, lalu akan dibahas pula mengenai seberapa pentingnya K3 itu dalam lingkup dunia kerja, hal-hal yang mempengaruhi K3, faktor yang terlibat didalamnya, dampak dari K3 itu sendiri.

Dan sebagai tambahan pengetahuan, kita juga bahas mengenai jam kerja, cerita tentang magang dan gaji, oh iya dn ada pula pengetahuan mengenai macam-macam waktu kerja seperti kerja lembur juga, kerja malam, dan semacamnya deh, kita juga akan tau berapa kurun waktu dari masing-masingnya loh sobat dan yang engga kalah seru kita juga akan bahas mengenai manajement stress. Mantap kan?.
Chus, kita bahas langsung aja ya.
Ets, tapi entar dulu. Aku ingin mengucapkan terimakasih sekaligus meminta izin dulu ni sama dosen favorite ku yakni Mas Seta sebagai sumber pegetahuan utama ku dalam mata kuliah Psikologi Industri dan Organisasi di semester 2 ini. Terimakasih banyak Mas Seta atas ilmu yang telah diberikan, sungguh begitu bermanfaat dan sangat menginspirasi. Serta saya mohon izin, untuk berbagi ilmu yang telah Mas berikan kepada kawan-kawan di blog ini. Semoga ilmu yang Mas sampaikan dapat menginspirasi teman-teman yang membaca blog ini. Amin,,, dan semoga Mas Seta mendapat keberkahan yang luar biasa atas apa yang telah Mas lakukan dan berikan. Aminn,
Woke, ucapan terimaksih udah, minta izin juga udah. Jadi, langsung masuk ke materi yuk? Oh ya, maksud ku mengucapkan demikian karena aku ingin teman-teman yang membaca blog ini. Mengerti bahwa ilmu yang ku tuliskan sumber utamanya adalah dari dosen favorite ku itu yakni Mas Seta dan didukung dengan beberapa reverensi dari buku-buku baik dari dalam ataupun luar negri.
K3, K3 merupakan kepanjangan dari Kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja

Senin, 16 Mei 2016

Amazing knowledge about Ergonomic

Good day Sobat. Kali ini aku mau bahas mengenai ilmu ergonomi sebagai bagian dari Psikologi Industri dan Organisasi.


Pengertian Psikologi Kerekayasaan atau Ergonomi

Istilah Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu Ergos (kerja) dan Nomos (hukum alam) dan dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan perancangan atau desain. Ergonomi secara khusus mempelajari keterbatasan dan kemampuan manusia dalam berinteraksi dengan teknologi dan produk-produk buatannya. Ilmu ini berangkat dari kenyataan bahwa manusia memiliki batas-batas kemampuan baik jangka pendek maupun jangka panjang, pada saat berhadapan dengan lingkungan sistem kerja yang berupa perangkat keras atau hardware (mesin, peralatan kerja) dan perangkat lunak atau software (metode kerja, sistem).

Ergonomi dikenal juga dengan istilah Psikologi Kerekayasaan, kerekayasaan faktor manusia, kerekayasaan manusia, biomekanika, psikoteknologi, psikologi eksperimen terapan.

Pendahulu Psikologi Kerekayasaan yaitu :
a)      Manajemen ilmiah, Frederick w. Taylor yang menekankan efisiensi dalam melaksanakan tugas pekerjaannya yang membuat berbagai macam peralatan yang disesuaikan dengan bentuk dan fungsi anggota badan. Contohnya: dibuat sekop-sekop untuk tenaga bangunan
b)      Analisis waktu dan gerak, Golbert. Menganalisa gerak tangan dan lengan dari tukang pasang batu tenbok untuk mengurangi “gerak yang tidak perlu”
c)      Kondisi kerja (eksperimen tentang lingkungan kerja fisik), untuk mengetahui efek pencahayaan terhadap produktifitas


Peran dan Tujuan Psikologi kerekayasaan

Ergonomi bertujuan membuat bagaimana rancangan dari peralatan, tugas-tugas, tempat kerja, lingkungan kerja, dikondisikan sedemikian rupa sehingga menunjang kemampuan dan keterbatasan tenaga kerja dengan metode menganalisis hubungan fisik antara manusia dengan fasilitas kerja. Kecelakaan yang seringkali terjadi ditempat kerja dikarenakan alat atau perlengkapan yang didesain tidak sesuai dengan kebututhan manusia. Kebanyakan kecelakaan terjadi karena sering mengabaikan unsur manusia dalam mendesain peralatan.  Untuk itulah manfaat ilmu ini agar mengurangi ketidak nyamanan pada saat bekerja. Dengan demikian Egonomi berguna sebagai media pencegahan terhadap kelelahan kerja sedini mungkin sebelum berakibat kronis dan fatal. Sasaran dari Ergonomi yaitu meningkatkan para pengguna agar dapat mencapai prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi yang nyaman, aman dan tenteram.

Peran dari seorang psikolog dalam hal ini yaitu untuk bekerja sama dengan desainer atau teknik untuk menciptakan mesin-mesin perlengkapan, lingkungan kerja dan teknologi yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan manusia. Mereka memastikan bahwa semua hal didesain dengan sederhana, aman dan mudah untuk digunakan.

Peran ergonomi dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1.      Perancangan produk.
2.      Meningkatkan keselamatan dan higiene kerja.
3.      Meningkatkan produktivitas kerja.








Permasalahan Ergonomi

Ada beberapa bidang yang harus dibenahi oleh bidang ergonomi, yaitu:
Kondisi lingkungan
Yaitu aspek lingkungan kerja sangat menentukan prestasi kerja manusia. Lingkungan yang tidak kondusif untuk bekerja akan memberikan beban tambahan bagi tubuh, padahal tubuh sedang melaksanakan beban utama yaitu tugas yang sedang dilaksanakan. Demikian juga lingkungan dingin, kelembaban relatif, penipisan kadar oksigen, adanya zat pencemar dalam udara semuanya akan mempengaruhi penampilan kerja manusia. Itulah yang menjadi fokus kajian ergonomi. Penerangan tempat kerja, adanya kebisingan, lingkungan kimia, biologi dan lingkungan sosial di tempat kerja berpengaruh terhadap prestasi dan produktivitas kerja dan karyawan pun akan merasa kurang nyaman sehingga dapat menimbulkan stres kerja dan membuat lebih banyak kesalahan.

Kondisi waktu
Yaitu lama jam kerja per hari atau per minggu penting untuk dikaji untuk mencegah adanya kelelahan berlebihan. Berapa jam per minggu seorang tenaga kerja harus bekerja. Jika dibebankan dengan waktu yang lama maka efeknya adalah pekerjaan terbengkalai dan emosi terkuras.

Kondisi sosial
Termasuk di dalamnya bagaimana pekerja diorganisir dalam melaksanakan tugas-tugasnya, interaksi sosial sesama pekerja, khususnya menghadapi teknologi baru. Di samping itu pekerjaan yang dilaksanakan bila tidak sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya akan menimbulkan stres psikologis dan problema kesehatan. Karenanya kondisi sosial ini banyak seharusnya dimanfaatkan oleh pimpinan tempat kerja untuk membina dan membangkitkan motivasi kerja, seperti sistem penghargaan bagi yang berhasil dan hukuman bagi yang salah dan lalai bekerja.

Sikap kerja
Sikap kerja yang bertentangan dengan sikap alami tubuh akan menimbulkan kelelahan dan cedera otot-otot. Dalam sikap yang tidak alamiah tersebut akan banyak terjadi gerakan otot yang tidak seharusnya terjadi sehingga gerakan itu akan boros energi. Hal itu akan menimbulkan strain dan cedera otot-otot.

 Interaksi manusia-mesin atau peralatan kerja
Sistem mesin-manusia adalah sistem dimana mesin dan manusia harus bekerja untuk menyelesaikan pekerjaan. Yang terbagi dua yaitu : open-loop (dipoerasikan dengan kendali kerja) dan closed-loop (sistem yang dapat mengatur sendiri). Tujuannya untuk menentukan keserasian antara manusia dengan mesin atau peralatan kerjanya. Bagaimana manusia dapat mengontrol mesin-mesin melalui display dan control. Ketidakserasian antara kedua faktor tersebut akan menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan tubuh.

Cara kerja mesin - manusia :
Tenaga kerja menerima masukan dalam bentuk perintah atau instruksi dan informasi diterima oleh indera penglihatan dan pendengaran.
 Masukan tersebut diolah lalu terjadi proses berfikir kemudian pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
Tenaga kerja melaksanakan tugasnya dengan mengoprasikan alat atau mesin dengan menggunakan alat-alat operasi atau kendali seperti tombol atau hendel dll.
Mesin bekerja sesuai perintah yang dimasukan oleh tenaga kerja.
Melalui indera penglihatan/pendengara, dapat diketahui bagaimana mesin berfungsi.
Hasil kerja mesin merupakan keluaran sedangkan bagaimana mesin bekrja merupakan masukan.
Penyajian Informasi
Alat indra yang paling banyak digunakan dalam bekerja yaitu indra pendengaran dan penglihatan. Dalam merancang konstruksi mesin yang berpengaruh besar terhadap efisiensi kerja, ialah keputusan yang harus diambil tentang peraga apa yang akan digunakan (peraga penglihatan dan pendengaran) sebagai saluran komunikasi antara mesin dan manusia.
Penetapan dari saluran komunikasi antara mesin dan manusia tergantung pada jenis informasi, bagaimana informasi akan digunakan, lokasi tenaga kerja, lingkungan tempat tenaga kerja beroperasi, dan sifat dari alat indra itu sendiri (kuping dan mata).
Fungsi-fungsi Kendali
Jika alat kendali kurang tepat dapat membuat tenaga kerja menjadi kurang cepat dan kurang cermat dalam menggunakan alat kendali yang akan memberikan efek yang merugikan. Dalam merancang alat kendali harus memperhatikan : jangan sampai ada anggota tubuh yang mendapat beban yang terlalu besar, ada kesesuaian antara alat kendali dan gerakannya (untuk gerak kekiri maka tombol kiri), mencocokan alat kendali dengan lingkungannya, memperhatikan stereotipe tentang kebiasaan gerakan.


Pengaruh Kondisi Kerja Fisik Kerja dalam Perilaku Manusia

Kondisi kerja secara fisik, Rancangan kantor memberikan pengaruh pada produktivitas. Masalah yang biasa dihadapi selain masalah perparkiran, lokasi, ruang kantor, tampaknya perlu juga diperhatikan faktor-faktor lingkungan spesifik seperti penerangan atau iluminasi, warna, kebisingan dan musik.

Iluminasi (penerangan)

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam iluminasi ialah kadar (intensity) cahaya, distribusi cahaya dan sinar yang menyilaukan. Pengaturan yang ideal adalah jika cahaya dapat didistribusikan secara merata pada keseluruhan lapangan visual. Memberikan cahaya penerangan pada suatu daerah kerja yang lebih tinggi kadar cahayanya daripada daerah yang mengelilinginya akan menimbulkan kelelahan mata setelah jangka waktu tertentu. Pada daerah yan terang pupil mata mengecil. Kalau melihat sekeliling yang lebih gelap (hal yang wajar dilakukan) pupil mata membesar. Kegiatan pupil mata ini yang menyebabkan timbulnya kelelahan mata.
Sinar yang menyilaukan merupakan faktor yang mengurangi efisiensi visual dan meningkatkan ketegangan mata. Sinar dirasakan sebagai silau karena intensitas cahaya melebihi dari intensitas cahaya yang biasa diterima oleh mata. Sinar yang menyilaukan dapat ditimbulkan langsung oleh sumber cahayanya atau oleh bidang-bidang yang memiliki pemantulan sinar yang tinggi.
Silau juga dapat meningkatkan kesalahan dalam kerja rinci selama waktu 20 menit. Selain ketegangan mata, silau juga dapat mengaburkan pandangan. Silau ditempat kerja dapat diatasi dengan berbagai cara. Sumber cahaya yang sangat terang dapat “ditutupi” dengan pelindung, atau diletakkan di luar bidang pandang pekerja. Cara lain ialah dengan memberikan semacam kelep topi (visor) atau pelindung mata (eyeshader).

Warna
Erat kaitannya dengan iluminasi ialah penggunaan warna pada ruangan dan peralatan kerja. Penggunaan warna dan kombinasi warna yang tepat dapat meningkatkan produktivitas, menurunkan kecelakaan dan kesalahan dan meningkatkan semangat kerja. Namun pandangan diatas tidak didukung oleh hasil penelitian. Hal ini tidaklah berarti bahwa warna tidak mempunyai makna dalam pekerjaan.




Warna dapat digunakan sebagai:
Alat sandi atau sebagai pencipta kontras warna.Misalnya pada alat pemadam kebakaran yang berwarna marah.
Upaya untuk menghindari timbulkanya ketegangan mata. Pantulan cahaya dapat berbeda-beda tergantung dari warna yang digunakan.
Alat untuk menciptakan ilusi tentang besar dan suhu ruangan kerja.

Warna
Efek Jarak
Efek Suhu
Efek Psikis
Biru
Jauh
Sejuk
Menenangkan
Hijau
Jauh
Sangat sejuk
Sangat menenangkan sampai netral
Merah
Dekat
Panas
Sangat mengusik dan terkesiap
Orange
Sangat dekat
Sangat panas
Merangsang
Kuning
Dekat
Sangat panas
Merangsang
Coklat
Sangat dekat netral
Merangsang
Menenangkan
Lembayung
Sangat dekat sejuk
Agresif terkesiap
Melesukan

 Bising
Bising biasanya dianggap sebagai bunyi atau suara yang tidak diinginkan, yang mengganggu, yang menjengkelkan. Namun batasan tersebut kurang memuaskan karena tidak ada dasar yang jelas untuk menyatakan kapan suatu bunyi tidak diinginkan.
Burrows dalam Mc Cormick berpendapat bahwa dalam rangka teori informasi, maka bising ialah that auditory stimulus or stimuli bearing no informational relationship to the presence or completion of the immediate task. McCormick selanjutnya menggabungkan aspek bunyi yang tidak diinginkan dengan batasan dari Burrows dengan mengatakan bahwa tampaknya masuk nalar dengan mengatakan bahwa bunyi atau suara yang tidak diinginkan ialah bunyi yang tidak memiliki hubungan informasi dengan tugas atau aktivitas yang dilaksanakan.
Bising dalam lingkungan kerja membuat kita menjadi mudah marah, gelisah dan tidak bisa tidur, bahkan dapat membuat kita menjadi tuna rungu. McCormick membedakan antara tuna rungu syarat (nerve deafness) dan tuna rungu konduksi (conduction deafness). Kehilangan pendengaran pada tuna rungu syaraf pada umumnya terjadi karena frekuensi yang tinggi hingga besar daripada frekuensi yang rendah. Pengurangan normal pendengaran pada proses menua biasa merupakan tuna rungu syaraf. Hal tersebut juga terkait dengan akibat dari seringnya individu secara intensif berada pada tingkat kebisingan yang tinggi. Tuna rungu syaraf jarang dapat disembuhkan. Tidak demikian dengan tuna rungu konduksi yang merupakan tuna rungu sementara.


Berikut ini akibat-akibat lain dari tingkat kebisingan yang tinggi:
Timbulnya perubahan fisiologis
Penelitian menunjukkan bahwa pada orang-orang yang mendengarkan bising pada tingkat 95-110 desibel, terjadi penciutan dari pembuluh darah, perubahan detak jantung, dilatasi dari pupil-pupil mata. Penyempitan dari pembuluh darah tetap berlangsung beberapa waktu setelah tidak ada bising lagi dan mengubah persediaan darah untuk seluruh tubuh. Satu paparan (exposure) yang bersinambungan terhadap bising yang keras dapat meningkatkan tekanan darah dan dapat ikut mengakibatkan tekanan darah dan dapat ikut mengakibatkan sakit jantung. Bising yang keras juga meningkatkan ketegangan otot.

 Adanya dampak psikologi
Bising dapat mengganggu kesejahteraan emosional. Mereka bekerja dalam lingkungan yang ekstrem bising lebih agresif, penuh curiga dan cepat jengkel dibandingkan dengan mereka yang bekerja dalam lingkungan yang sepi.
Bising yang konstan atau tetap berbeda pengaruhnya dengan bising yang tidak tetap. Dengan situasi bising yang konstan atau kebisingan yang tidak tetap namum teratur, kita dapat menyesuasikan diri. Misalnya orang yang tinggal di dekat rel kereta api. Tetapi perlu diperhatikan bahwa penyesuaian hanya berlangsung pada taraf sadar, sedangkan dampak fisiologis tetap berlangsung. Meskipun pekerja tidak merasa secara sadar akan kebisingan, tetapi pendengarannya menderita (secara mendadak mengetahui ketajaman pendengarannya berkurang), pembuluh darah menyempit dan lebih banyak tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dengan tempo kerja yang sama (sehingga marasa sangat lelah dan lekas marah).
Ciri-ciri bising lain yang memiliki potensi mengganggu ialah kenalan (familiarity), nada dan keharusan adanya bising pada pekerjaan. Bunyi yang tidak dikenal lebih mengganggu dari pada bunyi-bunyi yang telah dikenal. Nada yang sangat tinggi dan nada yang sangat rendah leibh mengganggu dan menjengkelkan daripada nada-nada dari rentang tengah. Bunyi menjadi tidak mengganggu jika merupakan bagian dari pekerjaan yang harus dilakukan.


E. Kesimpulan
Berdasarkan  penjabaran diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam kondisi kerja berpengaruh secara signifikan pada perilaku manusia (dalam hal ini adalah para pekerja dalam organisasi atau perusahaan). Kondisi kerja yang kondusif, aman, dan nyaman dapat membuat perilaku manusia sesuai apa yang prioritaskan organisasi atau perusahaan. Dan hal ini berkontribusi terhadap kemajuan organisasi atau perusahaan.

Kamis, 12 Mei 2016

Gym

Olahraga.

Olahraga yg paling populer bagi manusia modern saat ini adalah olahraga yg berorientasi unk membentuk tubuh disamping untuk menyehatkan jiwa dan raga.

Padatnya aktifitas di era globalisasi ini membuat manusia modern jarang meluangkan waktu untuk memenuhi keperluan tubuhnya.

Rutinitas konstan yg dilalui disetiap harinya dn diiringi dgn deadline. Mampu meningkatkan kadar stress seseorang ke kadar tertinggi.

Olahraga dpt membantu setiap indivudu dlm mengurangi kadar stressnya. Sebab semakin lancar sirkulasi peredaran darah yg ada maka akan semakin cepat pula peredaran oksigen ke seluruh tubuh.

Sabtu, 07 Mei 2016

Bintang Sirkuit Balap F1 or Gp, but attention your safety

MENJADI BINTANG DI SIRKUIT BALAP, F1 or GP? But anttention your safety!


Menjadi bintang disetiap sirkuit yang sedang dilalui tentu merupakan harapan bagi setiap pembalap ataupun para penggemar yang mendukung idolanya. Bisa juga dirimu yang sedang membaca tulisan ini, munkin menjadi pembalap dan memenangkan pertandingan di setiap sirkuitnya adalah harapan utama mu.

Atlet merupakan suatu pekerjaan yang bergengsi terlebih atlet yang berlaga dilitas aspal yang kelam nan halus. Siapa yang tidak mengenal ajang perlombaan balap mobil F1 dan balap motor yaitu Gp? Ya. Keduanya adalah ajang balap paling bergengsi didunia,terlebih untuk para atlet yang terfokus dibidang tersebut. Kemahiran, kemampuan, bakat ataupun talenta yang dimiliki bagi setiap rainders and drivers. Semua dapat terlihat di ajang bergengsi ini. Seluruh dunia menyaksikannya, dan masing-masing negara berkesempatan untuk mengikuti ajang ini. Namun, dengan syarat dan ketentuan tersendiri. Tidak semua rainders and drivers bisa menduduki kuda besi (motor) atau komodo baja (mobil) di ajang ini, “hanya yang terbaik dari yang terbaik” yang mampu mendapatkan kursi di laga internasional ini.

Setiap pembalap yang berhasil tersaring dan mampu menduduki kuda besi di Gp dan komodo baja di F1, tentu akan merasa sangat bangga dan beruntung. Karena bisa membawa nama dari negaranya diajang bergengsi internasional ini dan karena mereka adalah atlet balap terbaik yang dikirimkan oleh negaranya, tentu  mereka akan melakukan yang terbaik untuk bisa mengukir prestasi setinggi-tingginya di mata dunia dan membuat bangga negara kelahirannya itu. Berbagai cara dilakukan, layaknya olahraga secara rutin, berlatih disetiap kesempatan, belajar dari orang-orang hebat hingga mencari dukungan pada para penggemar. Semua itu dilakukan hanya untuk satu tujuan, bisa menaiki podium sembari memegang piala diiringi kibaran bendera dan lantunan lagu kebangsaan mereka.

Munkin motor Gp dan F1 adalah ajang olahraga yang paling memukau disetiap belahan bumi, tetapi dari semua ajang olahraga yang diikuti oleh para atlet. Gp dan F1 adalah olahraga yang memiliki tingkat resiko yang sangat tinggi, sebab sekali para rainders and drivers ataupun para pesaingnya mebuat kesalahan, perhitungan yang menyimpang maupun miss komunikasi. Taruhannya adalah nyawa didetik itu juga. Sudah tak dapat dipungkiri, area balap nan menggoda dan dikagumi oleh seluruh pembalap dunia itu, telah menelan banyak nyawa. Tak jarang, kematian yang diterima oleh rainders and drivers ketika berlaga di sirkuit sungguh mengenaskan dan begitu memprihatinkan. Banyak rainders and drivers yang dimakamkan dengan kondisi tak sempurna ataupun jika selamat  para pembalap itu tak sadarkan diri atau harus memasuki ICU. Kemunkinan yang paling ringan adalah mengalami patah tulang ataupun luka robek, entah itu di leher, tungkai, tangan ataupun punggung,dll.

Sungguh ini merupakan profesi yang menantang dan beresiko tinggi. Munkin terdengar menakutkan dan mengerikan, tapi apakah kau tau berapa gaji dari setiap pembalap? Ya, milyaran rupiah disetiap pertandingan ataupun setiap musim yang dilaluinya. Terlebih bila ia bisa mendapatkan kesempatan untuk menaiki posium dan memenangkan pertandingan, wow... tentu bayaran yang diterima sungguh memukau right?

Namun, jika sobat beranggapan bahwa menjadi pembalap Gp dan F1 merupakan suatu pekerjaan yang sangat beresiko. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Sebab setiap pekerjaan yang ada dunia ini, semua itu memiliki resiko dan dampak tersendiri bagi pelaku pekerjaan tersebut. Senyaman apapun pekerjaan yang akan sobat pilih dan hadapi, entah itu saat ini ataupun dimassa depan nanti. Ingatlah! segala resiko disetiap pekerjaan itu pasti ada, dan kita takkan pernah bisa untuk menghindarinya. Entah itu TNI, Dokter, Guru, Insinyur, dsm.

Ya, setiap pekerjaan memiliki dampak dan resiko masing-masing. Tapi, mengapa banyak orang yang melakoni hal tersebut meski ia tau betapa pekerjaan itu mengancam nyawanya? Sebab, pekerjaan itu adalah mimpi mereka. Setiap orang memiliki mimpi, saya ataupun sobat yang sedang membaca tulisan ini juga pasti memiliki mimpi dan harapan. Ketika mimpi itu sungguh berarti dan telah tertanam pada diri individu yang mengharapkannya, tubuh kita akan merespon dan pola fikir kita akan memerintahkan untuk bisa mencapai apa yang menjadi harapanMu. Sebab, jika kamu memandang harapan atau mimpimu bukan hanya sebatas pada hal itu, melainkan sebagai kebutuhan. Tentu kau akan mudah dan melalukan segala cara untuk mewujudkannya.


Jadi, yakinilah apa yang kau cita-citakan dan lakukan yang terbaik. Resiko itu pasti ada, namun resiko merupakan bagian dari mimpimu. Menjadi seorang pembalap F1 ataupu Gp atau kau melakoni pekerjaan lainnya dimassa depan nanti tidaklah penting apa pekerjaannya. Tapi, sukakah kau akan pekerjaan itu, karena apa yang kau sukai tentu akan mendatangkan kebaikan dan kemudahan untukmu (selama hal itu “BENAR” dan “SESUAI” dengan target hidupmu).

Sekian dulu sobat tulisan blog ku pada kesempatan kali ini, sampai jumpa di blogku selanjutnya.

Kamis, 28 April 2016

Menelusuri Makna Dibalik Kata Penilaian, Performa dan Belajar

Hy hy, apa kabar kawan? Sehat? Kangen rasanya nulis lagi. Alhamdulilah hari ini aku ada kesempatan untuk menulis blog, wah senangnya ^-^. Yang kutulis pada kesempatan kali ini adalah pelajaran terkait dengan mata kuliah Psikologi Industri & Organisasi, mengenai “PENILAIAN dan PERFORMA”. Serta makna dari kata “BELAJAR” yang disampaikan oleh dosen terbaik yang pernah ku temui selama mengenyam pendidikan di bangku kuliah, ya beliau adalah Mas Seta Wicaksa, M.Si. 

Bagiku beliau adalah sosok pengajar yang begitu mengagumkan. Layaknya guru-guruku yang dahulu,contohnya saat ku duduk di bangku SMP... hanya sekitar 3 guru yang bagiku begitu mengagumkan, entah dari cara mengajarnya, cara beliau membimbing anak muridnya, kesabaran beliau, pembawaan beliau, candaan beliau dan lainnya. Lalu, jenjang pendidikan ku semakin tinggi yakni ku duduk dibangku SMA. 

Dimassa ini adalah massa-massa paling luar biasa yang pernah ku alami selama diriku menuntut ilmu hingga hari ini, bertemu dengan belasan guru yang benar-benar begitu mempesona dan berkarisma, sosok-sosok pengajar yang begitu luar biasa. Segala pengajaran, baik ilmu dan materi yang beliau berikan. Memiliki kesan tersendiri bagiku, segala yang diucapkan oleh beliau begitu bermakna dan mampu untuk membuat ku termotivasi serta terngiang-ngiang hingga hari ini dan mengenai cara beliau-beliau membimbing ku. Membimbing seorang murid SMA, sebagaimana remaja lainnya yang labil, egois, dan terkadang begitu lama untuk mengola informasi atau ilmu yang beliau berikan,dsb.


Tapi, disini beliau-beliau begitu luar biasa kesabarannya, membimbing dengan sepenuh hati diiringi senyuman yang begitu tulus sembari berkata “kamu bisa Nak, kamu bisa, jangan nyerah, teruslah berjuang! Ibu/Bapak percaya kamu bisa” (inti dari kata-kata yang guru-guruku uncapkan dihampir setiap harinya ketika ku bersekolah). Meski terkadang ku merasa tak berarti, tak bisa apa-apa, tak memiliki kemampuan, dan munkin terkadang ku fikir mereka terlalu berharap besar padaku. 

Dan kalimat yang terlintas dibenakku adalah, munkin kah? Benarkah? Akankah?  Tapi persepsi negatif itu slalu bisa beliau-beliau patahkan, dengan tatapan, senyuman dan rangkaian kata yang terucap untukku. Sehingga sebagaimanapun masalah yang ku hadapi, sesulit apapun itu, seberapa terjang rintangannya, aku slalu bisa melewatinya. Meski terkadang, kegagalan dan rasa sakit kerap ku terima. Tapi,ku bisa tegar dan bisa berdiri tegap hingga kini sembari mengukir segala pencapaian-pencapaian besar yang ku raih, semua itu tak terlepas dari sosok-sosok luar biasa yang kutemui.

Termasuk dosenku yang materinya akan ku tulis kembali di blog ini. Beliaupun demikian, sosoknya sama seperti pengajar-pengajar yang luar biasa yang pernah ku temui. Meski dibangku perkulihat ini, aku hanya baru menemukan 1 sosok pengajar yang paling ku kagumi. Namun, aku sudah sangat bahagia dan sungguh bersyukur karena bertemu dengan beliau yaitu Mas Seta, beliau mampu mengobati rasa rinduku akan sosok guru-guru luar biasa yang pernah ku temui dahulu.  Ya, sosok pengajar yang tidak hanya “mengajar” tapi juga “mendidik” dan memotivasi. Sungguh aku begitu beruntung masih bisa bertemu dengan sosok pengajar layaknya guru-guru di SMP atau SMA ku dulu dibangku perkulihan ini, meski sosok itu hanya 1 yaitu Mas Seta. Terimaksih banyak Mas Seta ^-^

Sunguh aku tidak akan pernah melupakan, sosok-sosok yang begitu luar biasa layaknya beliau dan guru-guruku lainnya. Hingga ku dewasa kelak dan diputaran waktu berikutnya, bahkan hingga suatu saat nanti tiba, ketika munkin ku kan berhasil menggapai semua target dan mimpi ku layaknya menjadi direktur muda. Semua keberhasilan dan pencapaian yang ku terima, itu takkan lepas dari apa yang telah beliau-beliau berikan pada ku.

Hehehe, itulah sedikit pembuka untuk permulaan memasuki materi terkait dengan topik kita dikesempatan kali ini.

Kepada dosenku yang terhormat Mas Seta Wicaksana, saya Monica mahasiswi psikologi Up 2015. Memohon izin untuk meng”share” segala ilmu yang telah mas seta sampaikan, dihari yang begitu indah. Kawan, jadi segala ilmu yang kutulis diblog pada hari ini. Semua hal yang begitu luar biasa yang munkin bisa kawan pahami, segalanya bersumber dari apa yang beliau sampaikan meski ada beberapa yang kugabungan dengan pengetahuan yang kumiliki, wehehehe. Munkin apa yang ku tulis ini tidak sama seperti apa yang beliau katakan 100%, namun aku berusaha untuk mengambil inti-inti dari setiap penyampaian beliau dan ku kembangkan menggunakan bahasaku sendiri. Sekali lagi Terimaksih Banyak Mas Seta ^-^.

Awal mula kita akan bahas mengenai “BELAJAR”. Apa arti belajar untuk kalian? Seberapa pentingkah hal itu untuk kalian? Apa fungsi dari belajar dan apa manfaatnya kita belajar?


Engga bisa dipungkiri kawan, belajar merupakan suatu proses yang “Pasti” akan terus berlangsung disetiap putaran waktu yag dimiliki oleh manusia (selama manusia itu masih hidup). Ya, manusia adalah makhluk luar biasa yang diberkahi dengan akal sehingga ia memiliki kemampuan untuk mengelola segala potensi yang ada di dalam dirinya dan apa-apa yang berada sekitarnya(lingkungan), setiap orang memiliki potensi tersendiri. Potensi itu harus dicari atau digali. Bila kita engga tau apa potensi diri kita, ya cari tau. Bila udah tau, ya aplikasikan. Benahi dan kelola segala potensi yang ada di dirimu, dengan cara apa? Lewat “Belajar” dan melakukan eksperiment dengan “Berlatih”.

 Belajar merupakan suatu proses, ya... proses yang terkadang disadari dan tidak disadari. Karena belajar itu, tidak hanya sebatas duduk dikelas, memperhatikan dosen ataupun membaca buku saja. Tanpa kamu sadari, ketika kamu sedang merenung dan mengamati suatu hal. Lalu terlintas pertanyaan dibenakmu dan kau berhasil mendapatkan jawaban itu, artinya kau sedang belajar. Serta andai kamu tau kawan bahwa sesungguhnya belajar yang baik itu adalah belajar yang tidak dilakukan hanya dengan duduk diam saja tapi juga dengan praktek atau kegiatan diluar kelas, hal tersebut akan lebih efektif dibanding kamu hanya menerima suapan dikelas dari gurumu karena ketika belajar diluar kelas kamu merasakan sendiri aplikasi dari ilmu yang dipelajari.


Ya, belajar merupakan suatu proses yang harus dihadapi dan pasti ditemui oleh setiap makhluk terutama manusia. Belajar itu “PENTING” untuk mendapatkan ilmu, dengan menguasai suatu ilmu atau dengan kita memiliki banyak ilmu. Jelas hidup kita akan semakin mudah, mengapa? Ilmu menurut KBBI adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (Pegetahuan) itu. Artinya dengan kita memiliki ilmu(paham) terhadap ilmu yang kita miliki itu, tentu kita akan mampu untuk mengatasi masalah yang terkait dengan ilmu yang telah kamu pahami itu. 

Masalah itu akan selalu muncul dan engga akan pernah absen dari kalender hidup mu kawan, dan bentuknya tentu beraneka ragam. Jika kamu hanya menguasai 1 jenis ilmu saja, lalu bagaimana menyelesaikan masalah-masalah lain yang tidak bisa dijawab dengan ilmu yang kamu miliki? alias hanya mampu dijawab dengan ilmu lainnya.

Itulah pentingnya menuntut ilmu kawan, coba deh kamu banyangin. Yang tadiku bilang, masalah kan engga pernah absen. Always ready kaya tahu bulat 500an yang lagi trend diBogor. Kalau masalah itu engga kamu selesaikan karena engga tau ilmunya dan engga mau belajar, bayangkan betapa susahnya hidupmu. Kalau kata orang jawa “Nelongso tenanan” artinya “Kasihan bener” #kalau engga salah. Dan coba ya, seandainya kamu bisa menguasai banyak ilmu+paham. Wah, hidupmu bahagia pasti. Iyalah masalahnya selalu selesai dan kamu bisa mengendalikannya sesuai keinginanmu karena kamu “TAU CARANYA” sebab “BELAJAR” dan “ADA NIAT” untuk mau “BERTINDAK”. Niat itu harus dari hati, jangan karena keterpaksaan atau kondisi maupun situasi.

Gemana? Gemana? Udah dapet gambaran dari tujuan belajarkan? Ya, sebelum kita melakukan suatu hal. Baiknya maknai dulu apa yang akan kita lakukan dan kerjakan, termasuk “BELAJAR”. Orang kamu yang butuh kan? kawan, bedaloh saat kita melakukan suatu hal karena “Butuh”, “Kepingin” atau “Terpaksa”. Layaknya, ngerjain tugas. Kadang kerasa terpaksa, padahal itu juga buat kebaikan kamu! Tapi tetep aja lelet lah, males lah, apalah. Jujur aja, akupun terkadang merasa demikian. Ah, engga berarti. Apaan si ni?. Bosen ah. Kenapa kok bisa gitu si ya? Seiring berjalan waktu ku temui jawabannya. Karena kita engga memaknai secara benar dan engga punya tujuan yang jelas mengenai hal itu.


Coba seandainya kita memiliki persepsi bahwa hal itu “PENTING” bagi kita karena kita “BUTUH” akan hal ini, semua bisikan-bisikan negatif itu akan terpatahkan, amin. Benarkah? Iya, karena setiap manusia memiliki “Motif” atas segala tindakan yang dilakukan. Motif menurut KBBI adalah alasan(sebab) seseorang melakukan sesuatu, sepahamku itu alasan mendasar yang berada dititik terdalam manusia dalam melakukan suatu hal. Munkin, ia berprilaku A,B,C atau apapun itu dan terlihat tujuannya untuk mencapai hadiah Z (bagi pandangan orang sekitar). 

Namun, meski prilakunya begitu jelas dan mengarah untuk mencapai Z. Bisa saja motifnya bukan seperti pada apa yang terlihat melaikan untuk mendapat hadiah O. Ya kawan itulah “Motif”. Terkadang, apa yang terlihat dan bahkan apa yang kita kemukakan belum tentu itu adalah motif dari diri kita yang sebenarnya. Jadi, apa motif mu membaca blog ini? Apa motifmu untuk belajar? Apa motif dari rangkaian kegiatan yang kamu lakukan dihari ini? Hanya dirimu dan tuhan yang tau.

Tapi, motif ini bisa terlihat ketika kamu “keceplosan” iya, dipancing dulu tapi. Namun, engga semua orang bisa memancing motif yang dimiliki oleh seseorang dan mengetahui motif dari orang tersebut karena itu adalah bagian terdalam dari yang terdalam di diri manusia. Wowww,,, wehehehe

Chap chus, kembali lagi lah kita ke bahasan “BELAJAR”. Kawan, kamu tau engga kenapa ilmu itu lahir? Ilmu itu bisa ada dan hadir karena banyak pendahulu kita diberbagai abad lalu berfikir kritis sehingga otak mereka memproduksi berbagai macam pertanyaan, pertanyaan-pertanyaa itu menimbulkan rasa keingin tahuan yang tinggi sehingga mereka berusaha untuk menyelesaikan dengan mencari jawaban dari berbagai pertanyaan tersebut.

Para pendahulu kita, filsuf-filsuf besar dan para tokoh ternama. Bagiku, pada awalnya sebelum mereka menegemukakan teori-teori ataupun rumus-rumus menakjubkan. Ku yakin mereka adalah orang biasa yang tidak tahu apa-apa, karena mereka “ingin tau” dan “berusaha mencari jawabanya” hingga akhirnya mereka “bisa” melahirkan ilmu baru yang mendatangkan berjuta manfaat dan kemudahan dari pengaplikasian ilmu tersebut. Semua itu tak lepas dari berbagai pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan.

Dari cerita singkat itu aku ingin menjelaskan bahwa betapa pentingnya “Bertanya”. Engga tau nanya? Engga paham nanya. Engga usah keliatan sok pinter dengan diem dan masang tampang muka paham deh, tapi saat ditanya engga bisa jawab dan hanya “nganga” karena pada dasarnya filofi belajar adalah kalau ingin tau pasti cari tau, kalau tidak tau ya bertanya. Sebab dalam belajar dibutuhkan proses komunikasi dan interaksi agar terjadi keseimbangan dalam pengoptimalan proses pemasukan informasi. Hal ini yang menjadi latar belakang mengapa belajar atau mempersiapkan materi sebelum belajar dikelas itu penting, agar kita memiliki informasi awal maupun konsep umum mengenai apa yang akan kita pelajari, seenggaknya buatlah otakmu engga kosong-kosong banget saat materi akan disampaikan oleh guru mu. Jadi proses komunikasi dan keseimbangan dapat terjadi akhirnya tujuan dari proses belajar dapat tercapai.

Weish udah engga jaman, tahun berapa ini bro? Kita ini kaum intelektual (berpendidikan), buktikan bahwa gelar pendidikan yang ada didirimu adalah nyata dan bisa dipertanggung jawabkan sebab Pengetahuan dan “Skill” kamu sesuai dengan gelarmu kawan.

Emang si nanya itu butuh keberanian dan kemampuan, serta terkadang harus mempersiapkan muka tembok bahkan beton. Ya, pelajar tugasnya belajar. Buat dapat ilmu, kan sayang kamu belajar tujuannya “a” karena malu bertanya ilmu “a” yang kamu mau dan harusnya kamu dapetin, malah dapat “d” atau bahkan engga dapet. Rugi banget, padahal udah tersedia figur luar biasa yang slalu siap untuk menjawab pertanyaamu.

Kawan, meski sistem pendidikan di negeri ini menuntut kita untuk menguasai standar yang telah ditetapkan. Layaknya pengetahuan dan kemampuan. Pada dasarnya dosen favoritku bilang bahwa didunia nyata kedua hal tersebut tidak berpengaruh besar dalam kesuksesan dan keberlangsungan hidup kita sebagai individu. Nah, kok gitu kenapa?

Yaps. Bener artinya masih ada satu lagi faktor luar biasa yang tidak diajarkan oleh sistem pendidikan di negeri ini secara langsung yakni “attitude” atau “sikap”. Ini adalah faktor terbesar dalam penilaian keberhasilanmu dalam menghadapi dunia nyata. Taukah seberapa besar bernilainya faktor ini? Ya. 80% dari 20%. Lalu 20%nya? Adalah pengetahuan dan kemampuan. Sedangkan di sistem pendidikan yang kita jalani, begitu kontras dengan kehidupan nyata yang akan kita lalui nanti, dimana from pendidikan formal menuntut kita untuk memiliki “Pengetahuan” dan “Kemampuan” dibanding dengan “Attitude”. Sungguh ini memang mencengangkan, bahwa seharusnya sistem pendidikan yang ada mampu untuk membuat kita  bisa mengikuti “Standar” di dunia nyata nanti.


Memang pada dasarnya sikap atau prilaku lahir dari pengetahuan. Sikap adalah wujud nyata dari pengetahuan yang kita dapatkan. Pengetahuan yang diiringi dengan kemampuan akan melahirkan manfaat yang begitu luar biasa baik untuk dirimu atau lingkungan disekitarmu. Ya, ini lah bukti dari kata “ilmu akan bermanfaat dikala ilmu itu berguna dan bisa diaplikasikan”. Kamu pilih yang mana? Hanya mendapatkan gelar tapi kamu tidak bisa melakukan apa-apa? Atau mendapat gelar tapi gelar itu terbukti benar milik mu karena ilmu yang diperoleh bisa terkontribusi dan teraplikasi pada segalama macam aspek dan bidang. 

Kok tau ilmu bermanfaat dan bisa diaplikasikan? Ya karena terlihat dari “Sikap” atau “Prilaku”nya. Kok bisa? Sebab kamu melakukan “penilaian”, ketika kamu melakukan penilaian maka akan terlihat, mana orang-orang yang belajar dan mendapatkan ilmu hanya untuk formalitas saja, mana yang benar-benar menuntut ilmu karena memiliki tujuan dan ingin ilmunya diperolehnya bermanfaat dan mampu untuk mempermudah hidupnya. Tapi kawan, penilaian itu tergantung dengan kebutuhan yang dituju dan dalam melakukan penilaian kita engga boleh sembarangan sebab salah penilaian akan melahirkan prilaku yang salah juga. 

Kawan, kata dosenku Mas Seta beliau bilang bahwa “orang yang berilmu adalah orang yang tinggi kebijaksanaanya”. Jadi, yang dapat ku simpulkan atas apa yang beliau sampaikan bahwa semakin tinggi posisi atau gelar yang dimiliki oleh seseorang, layaknya para sarjana(Cendekiawan), mereka adalah orang-orang yang bukan ilmunya yang tinggi tetapi kebijaksanaanya. Kok gitu? Iya, sebab inti dari ilmu adalah kemanfaatannya dilihat dari pengaplikasian dan dampak yang ditimbulkan, lalu hubungannya dengan “kebijaksanaan”? Kebijaksanaan menurut KBBI adalah kepandaian menggunakan akal budinya (pengalaman dan pengetahuannya) serta kecakapan ketika bertindak apabila menghadapi kesulitan.


Artinya engga penting gelar itu, engga penting seberapa banyak ilmu yang kamu peroleh, engga penting tinggi dari ilmu yang kau dapat, bila kau tidak memiliki kebijaksanaan atas segala ilmu itu. Sebab pendidikan bukan masalah gelar tapi kebijaksanaan dan orang yang memiliki kebijaksanaa yang tinggi maka performanya juga akan semakin baik sebab kontribusi yang ia berikan juga baik. Ya, kawan... dari “Ego to Eko” artinya dari “diri ke lingkungan”. Inilah yang tepat, wehehehe. Targetnya bukan “nilai” tapi “sikap”.

Kawan... Kasihan ya? Tipikal orang yang menilai gelar hanya sebatas formalitas saja, bagiku ia sunguh mengalami kerugian baik rugi waktu, uang, biaya,dsm. Sebab massa depannya engga ada, dan hidupnya pun sia-sia. Kamu maukah jadi seperti itu kawan? Jangan sampai. Kita adalah generasi mendatang, cahaya bangsa dan harapan negara. Hidup itu terlalu berharga jika hanya untuk disia-sia. Karena kamu memiliki tujuan, target hidup dan mimpi yang harus terwujud, menjadi tipikal orang seperti itu hanya akan membuat dirimu tak berguna dan menyusahkan orng lain. Dikala kawan berprilaku demikian posisi kawan ada di yang terendah, sedangkan yang lain sudah ada ditengah, atau ada yang sudah dibagian 85%. Nah kamu di 3%? Gemana ngejarnya? Kalau kamu engga bisa manfaatin waktu dan memaknai hidup ini. Walah walah, -_-“

Jangan hanya bisanya ngeluh dan ngendumel mulu, bilangnya kok gagal mulu si? kok hidup gue begini banget si? atau apalah itu. Tapi, asal kawan tau. Hidup ini memang sudah memiliki jalan atau benang merah berupa takdir, namun takdir memang ditentukan tapi takdir tak lepas dari usaha kita. Ingat ini “Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika kau kaum tersebut tidak mau merubah nasibnya”. Artinya apa? “USAHA”, usaha aja... usaha terus, meski gagal tetaplah berusaha, jalan kesuksesan pasti terbuka, sebab kamu ada niatan untuk merubah nasibmu dalam menghadapi suatu permasalahan atau hal. 

Kalau kata teman ku tu “Engga ada hal yang engga munkin didunia ini selama kita niat dan mau berusaha”, syadap engga tuh? Syadap. Hahaha, ya kawan bangunlah motivasimu sendiri. Bangun terutama dari dalam dirumu, sebab motivasi internal lebih awet dan “berasa” dibanding motivasi eksternal atau motivasi dari luar.

Dunia ini keras dan kejam. Gitir, pahit dan manis pasti akan kita lalui. Namun, ingatlah makanan, makanan apapun yang kamu suka. Contohnya rujak, ada asemnya kan? Manisnya ada, asinnya ada, pedesnya kerasa, getirnya juga, dan rasa lainnya. Coba rujak rasanya Cuma asin doang, enak engga? Kalau engga masakan lain... emm, apa ya? Oh... nasi goreng, coba kalau rasanya pedes aja, garemnya engga ada, gulanya engga ada, engga pake cuka juga, kecapnya engga ada. Rasanya engga akan enak. Dijamin deh, nah hidup ini layaknya begitu sobat. “Simple” aja belajar dari sebuah piring berisi makanan. Wahahaha,

Atau ada kasus gini, diperusahaan asing ternama dan begitu terkenal didunia. Mengalami kebangkrutan diberbagai sektor dalam 1 hari. Munkinkah itu terjadi? Ya. Misalkan para pimpinan di perushaan tersebut meninggal karena keracunan gorengan, sedangkan produksi harus tetap berjalan. Karena tergesa-gesa dan untuk memenuhi target, perusahaan langsung merekrut orang-orang “terpintar” dilihat dari nilai ijasah yang mereka miliki dan IQ yang diatas 120, namun mereka adalah orang-orang tidak berintegritas alias “they have bad attitude” serta tidak memiliki sikap konsisten dan disiplin.

Disini terlihat ternyata ijasah yang mereka miliki itu “palsu” karena mereka tidak mampu mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat selama mengenyam pendidikan sesuai harapan, mereka tidak mampu melakukan hal-hal yang berarti serta mereka hanya menyusahkan sebab merugikan lingkungan dan malah membawa kabur aset perusahaan dengan memanfaatkan jabatan mereka.

Ya. Dari contoh tersebut kita lihat betapa pentingnya penilaian terhadap “sikap” dibanding dengan “nilai yang berupa pengetahuan dan skill”. Serta dapat kita ketahui juga Kawan bahwa betapa utamanya suatu kata yaitu “Atttitude” yang terdiri dari “Integritas, Konsisten dan Kedisiplinan”, dan kawan hal itu bisa terjadi didunia nyata. Dan semua itu merupakan buah dari sistem pendidikan formal yang tak mampu kamu adaptasi dan maknai. Seandainya dirimu mampu untuk mengadaptasi dan memaknai bahwa yang terpenting bukan gelar atau sebatas nilai berupa pengetahuan dan kemampuan tapi juga buah dari hal itu yaitu “Sikap atau Attitude” sebab hal itu akan melahirkan “Perilaku atau Performance”. Artinya kawan bahwa penilaian terhadap sikap secara langsung ataupun tidak langsung akan melahirkan perilaku. Jadi, kalau salah melakukan penilaian maka perilaku yang dilahirkan pun juga akan salah.

Bingung ya? Ini aku coba masukin ke kasus deh biar gampang. Misalnya, kamu menilai temanmu “F” yang tak pernah bertanya dan engga pernah terlihat belajar dengan serius di kelasmu adalah orang terpintar karena setiap ujian ia kerap mendapatkan nilai sempurna. Sehingga karena kamu ingin menjadi seperti dirinya, setiap kelas berlangsung kamu engga pernah bertanya dan engga pernah belajar dengan serius. Dan ketika ujian nilaimu jelek namun nilainya tetap bagus. Hal ini karena kamu salah melakukan penilaiannya, sebab meski “F” terlihat demikian pada dasarnya jika “F” memiliki pertanyaan ia mencari tau sendiri sebelum ia bertanya pada sang guru, dan jika ia tak menemukan jawabannya baru ia bertanya pada sang guru secara 4 mata. Sedangkan mengenai “F” tidak pernah belajar serius dikelas sebab ia tipikal anak yang hyperaktif(engga bisa diem), meski demikian ia selalu mampu menyerap apa yang diberikan dengan baik dan selalu mengulang pelajaran ketika sampai dirumah. Ya, sedangkan kamu. Berbeda, dan itulah bahayanya jika kamu salah melakukan penilaian entah pada seseorang ataupun suatu hal.

Kawan sekarang yuk kita masuk kepada cara penilaian dalam suatu kelompok atau perusahaan ada 2 jenis penilaiannya yaitu penilaian secara vertikal dan penilaian 360˚. Apa itu? Kalau penilaian vertikal, namanya aja vertikal yakni lurus ke atas jadi staf atau anggota dinilai oleh Manager, Manager dinilai oleh pimpinannya lagi yakni direktur dan direktur dinilai oleh presiden direktur dan presiden direktur dinilai sama Owner atau pemilik perusahaan.

Dan bila penilaian 360˚ yaitu membentuk lingkaran, artinya semua pihak terlibat dalam melakukan penilaian bagi setiap komponen yang berada dilingkaran tersebut dari staf, direktur, presdir dan owner, semuanya menilai dan semuanya melakukan penilaian. Jadi, engga satu jabatan hanya menilai jabatan yang ada dibawahnya tapi 1 jabatan menilai semua dan semua menilai 1 jabatan itu, melingkar (imbang).

Lalu kawan sekarang kita akan masuk pada karakteristik standar kinerja yang baik. Apa ya karakteristiknya? Tentu karaketistik standar kinerja yang baik itu pertama adalah “Realistis” menurut KBBI artinya bersifat nyata (real), atau dapatku simpulkan sesuai dengan fakta yang ada (sebagaimana adanya). Selanjutnya “Dapat Diukur” iya suatu standar kinerja yang baik pasti dapat diukur sebab objek atau variabelnya jelas dan metode yang digunakanpun sesuai, dan yang terakhir yaitu “Secara Jelas Dapat Dipahami” artinya sesuatu yang baik pasti bisa dipahami begitupun dengan standar kinerja, artinya standar kinerja yang baik pasti bisa dipahami secara jelas.

Selanjutnya dalam penilaian terdapat yang namanya “Job performance” yang terdiri dari 3 aspek yakni Result-based information (hasil mendasar informasi), Trait-based information (karakter atau ciri pembawaan mendasar informasi) dan Behavior-based information (prilaku mendasar informasi). Disini dapat kita ketahui bahwa (trait and result-based information) sangat mempengaruhi prilaku mendasar informasi sebab prilaku dihasilkan dari ciri pembawaan dan hasil mendasar dari informasi.

  Kawan, masih semangat kan? senyumnya mana senyumnya? Senyum dong, masuk ke topik terpenting ni kita, yakni level penilaian kenerja seseorang. Ya, ternyata dalam penilaian kinerja pada setiap orang terdapat level-levelnya loh kawan, layaknya di game. Bener banget, semakin tinggi levelnya maka semakin tinggi pula kualitas dari orang tersebut. Ada apa aja ya levelnya? Simak yuk,

Dimulai dari level terendah yakni level “Unsatisfactory” artinya “tidak memuaskan” pada level ini seseorang melakukan pekerjaan secara asal atau tergolong jelek, hasil kerja tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pimpinan ataupun perusahaan.

Dilevel berikutnya yaitu “Marginal” artinya “standar atau setengah-setengah” tipe orang yang berada dilevel ini ia melakukan pekerjaan seperti apa yang diperintah oleh pimpinan ataupun perusahaan, tapi saat melampirkan ya begitu saja alias hasilnya cendurung rendah.

Lalu pada level 3 yakni “Statisfactory” yang artinya “standar aja” maksudnya jika ia diperintahkan “A” ia akan melakukan “A”, jika ia ditugaskan untuk memberikan “B” maka ia akan memberikan “B”, jadi sifatnya statis atau gitu-gitu aja tanpa adanya inovasi tambahan atau keinginan mendapatkan hal yang lebih. Kinerja tipikal orang yang berada dilevel ini yaitu “ngepas” engga jelek engga baik.

Pada level ke 4 disebut dengan “Very Good” atau “sangat baik”. Disini individu melakukan pekerjaan lebih dari apa yang diharapkan oleh perusahaan, atau apa yang ia perbuat diatas standar dari orang kebanyakan. Misalnya disaat 5 menit sebelum jam pulang kantor semua karyawan telah pulang terlebih dahulu dengan tidak menyelesaikan pekerjaan pada hari itu sebab pimpinan memperpanjang dead line hingga hari esok. Namun, karyawan dilevel ini ia akan memanfaatkan waktu sebaik munkin, tidak pulang sebelum waktunya pulang dan mampu menyelesaikan semua pekerjaan pada hari itu meski dead linenya besok.

Dan dilevel terakhir yaitu “Outstanding” ya level ini adalah satu level diatas “Very Good”, pada level ini seseorang mengerjakan pekerjaannya diatas standar seperti orang kebanyak, ia juga memberikan inovasi yang tidak terfikirkan oleh orang-orang pada umumnya ataupun pimpinannya, sehingga hasil pekerjaan dari apa yang ia lakukan sangat mengagumkan atau begitu memuaskan dan benar-benar lebih dari kata sangat baik. Contohnya ketika ia mengumpulkan suatu tugas lebih awal dari pada waktu yang ditetapkan dengan hasil sangat baik karena ia memasukkan inovasi berupa unsur kreatifitas atau unsur penunjang lainnya yang begitu berbeda dari orang kebanyakan sehingga pekerjaan yang ia lampirkan sangat berkualitas.

Oke sobat, sekian dulu blog yang dapat kutuliskan dikesempatan kali ini. Semoga kalian dapat menikmati segala informasi yang tertera dan ku harap blog ini mampu menambah ilmu serta wawasan untuk mu kawan atau setidaknya mengasah maupun memperdalam informasi yang telah kalian miliki. mohon maaf jika terdapat kata-kata atau rangkaia kalimat yang tak sesuai dengan harapanmu ataupu yang typo-typo. Semua kesalahan itu murni dari saya selaku sang penulis dan segala hal baik dan kebenaran dari isi blog ini tak lepas dari keterlibatan tuhan saya yaitu Allah SWT dan dosen tercinta saya Mas Seta Wicaksana. Sampai jumpa di blogku selanjutnya, by by ^-^